Dia, istriku yang setia menemani hidupku sampai saat ini, sedang menggendong anakku yang pertama TAKAQUSURA. Melihat senyum dia di bawah atap kecil sebuah gerobak dorong
untuk display dan tempat kami
transaksi photo serta dalam nuansa sengatan cuaca yang terik...aku merasa terharu sekali...ternyata istriku tidak malu dan bahkan menunjukkan keriangannya menemaniku cari lembaran kecil rupiah... Ya ..Allah...rahmati dia.
Masih segar dalam ingatanku....waktu itu hari apa aku dah lupa...kami tarik gerobak kebelakang tempat kos ...yaah karena hari telah menunjukkan kurang lebih pukul 8 malam.. Alhamdullillah kami memperoleh Rp 25.000... lumayan untuk nilai rupiah waktu itu. Kami senang sekali...
Esok harinya kami dengan semangat mendorong ke depan (di pinggir jalan) untuk mencoba dapatkan rupiah lagi... Tapi sampai kami menarik kembali gerobak itu...tak satu rupiahpun kami dapatkan...Alhamdullillah...kekasih hidupku tidak menunjukkan wajah kecewa...dia tetap senang berada di sampingku.
Esoknya lagi kami dorong gerobak itu dengan harapan yang lebih besar... Tapi sampai ditarik gerobak ke belakang di kegelapan malam, tak satu rupiahpun kami dapat... Alhamdullillah...kekasih masih tersenyum dengan senyuman yang dilepas dari bibirnya dengan ikhlasnya kepadaku...
Itu berlanjut sampai kurang lebih 2 minggu saya baru dapat cetakan lagi... kami harus sekali ...yyaaaa harus sekali huuueeeemmmmaaaaat....yah...hemat harus menjadi sahabat baik kami...
Yah itulah sebagian kecil dari kisah hidup kami waktu masih kos... Bagi kami kisah ini merupakan cerita hidup yang luar biasa yang dianugrahkan oleh Sang Empu Dunia Ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Asin Manis Bahkan Pedas Sekalipun Diterima Baik